MENGENAL
MARCHING BAND
A. SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA MARCHING BAND
Konon, Marching
Band lahir pada pasca Perang Dunia ke II. Kegiatan ini bermula dari prakarsa
veteran PD II. Untuk mengenang patriotisme mereka, bersama generasi muda yang
ada di lingkungannya mereka membentuk korps musik dengan memainkan lagu-lagu
mars nostalgia PD II sambil ber-parade keliling kota dalam acar-acara
ceremonial maupun celebration.
Konon, karena
memang pada awal pembentukannya bertujuan untuk bernostalgia Perang Dunia II
yang merekam banyak kenangan peristiwa-peristiwa dahsyat itu, maka pada awalnya
Marching Band hingga sekarang.
Berawal dari
kegiatan itulah kini Marching Band kian berkembang dan menjadi sebuah kegiatan
yang sangat positif yang melibatkan para pemuda dan tidak hanya terbatas pada
kegiatan parade saja, marching band sudah merupakan jenis musical show yang kaya akan warna-warni artis-tikal, baik
musikal maupun visual. Oleh karenanya mereka tidak terbatas memainkan lagu-lagu
mars. Lagu-lagu Pop, Jazz dan bahkan lagu-lagu Klasik dan Opera kini merupakan
bagian dari musical program mereka.
Dalam tuntutan
perkembangannya, mereka terus menerus mengembangkan tehnik-tehnik bermain
secara baik.
B. DEFINISI MARCHING BAND
Marching
Band artinya “musik bergerak” atau “musik berjalan” (Music in
Motion). “Band” berarti kumpulan musik, sedangkan ‘marching” bergerak atau
berjalan. Dengan demikian, marching band adalah kegiatan seni musik atau musical
activity.
Keseluruhan
kegiatan marching band dibagi dalam dua bagian pokok yakni musikal dan visual.
Keduanya merupakan satu kesatuan bagian yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain.
Bila
kita lihat aktivitasnya dari dekat, tata cara yang dilakukan maupun seragam
yang digunakan meyerupai militer. Dari sanalah kita sedikit tahu tentang manfaat
kegiatan marching band yang berlatih musik serta disiplin ala militer.
PERALATAN MARCHING BAND
1.
Alat Tiup
Alat-alat
tiup Marching Band dibagi dalam 2 (dua) jenis, yakni :
a.
Wood Wind/Tiup Kayu (alat tiup yang menggunakan unsur kayu)
Contoh : Clarinette, Flute/Picolo, Saxophone
b.
Brass Wind/Tiup Logam (alat tiup yang menggunakan unsur logam)
Contoh : Trumpet,
Cornet, Flugel Horn, Mellophone, Trombone, French Horn, Baritone Horn,
Euphonium, Tuba, Sousaphone.
2.
Alat Pukul (Perkusi)
Seperti
kita ketahui bersama bahwa Alat Pukul (Perkusi) Marching Band dibagi menjadi
dua bagian, yakni :
1.
Battery Percussion :
Snare
Drum, Timp-Tom, Bass Drum.
2.
Pit Percussion
Dalam
suatu show marching band, instrumen-instrumen perkusi yang tidak dapat
disandang misalnya timpani, conga, chyme, china gong, concert bass drum serta
percussion accesories lainnya disebut pit percussion. Pit
percussioni tersebut ditempatkan di tempat khusus dan terpisah yang disebut
dengan staging area. Staging area umumnya berada di
depan atau samping kiri dan kanan field commander.
Pit
percussion tersebut adalah :
Bells,
Xylophone, Vibraphone, Marimba, Timpani, Chimes, China Gong, Concert Bass Drum,
Bongo, Timbales, Suspended Cymbals, Wind Chime serta Percussion Accessories,
misalnya : tambouriens, triangles, claves, vibraslaps, cow bells, wood blocks,
maracas, finger cymbals, dll.
3.
Guard Line
Colour
Guard terdiri dari :
-
Flags atau Silk (bendera)
-
Rifle (senapan)
-
Sabre (pedang)
Colour
Guard tersebut digunakan dalam pagelaran marching band secara maksimal untuk
memberikan efek visual.
Jumlah
pemain Guard Line bisa 8-10 orang, bisa 12 orang, bisa 16, atau 18 orang
dan bahkan bisa 20 orang lebih, tergantung jumlah seluruh pemain musiknya dan
dalam ketentuannya tidak melebihi pemain musiknya.
Asal-usul Colour Guard
Agar
lebih memahami kegiatan ini, berikut kami sampaikan sejarah tentang asal-usul
Colour Guard sebagai berikut :
Di
Amarika Serikat, setiap Marching Band memiliki Pataka. Pataka di Amerika
disebut American Colour yang merupakan lambang/simbol dan identitas
sebuah organisasi Marching Band.
Seperti
juga Pataka di Indonesia, Pataka tersebut bagaikan benda pusaka yang harus
dihormati. Sebagai perwujudan penghormatan tersebut, kemanapun Pataka dibawa
harus selalu dikawal oleh beberapa orang pengawal yang disebut Colour
Guard.
Setiap
mereka ber-parade dalam suatu acara, pataka selalu dibawa serta dalam barisan
yang ditempatkan di barisan yang paling depan oleh seorang atau dua orang
pembawa pataka disertai beberapa pengawal Colour Guard yang
membawa bendera warna-warni, rifle (senapan) ataupun sabre (pedang).
Dan
ketika mereka mengadakan pertunjukan display di lapangan, American Colour
bersama Colour Guard berbaris di pinggir lapangan menunggu sampai usainya
pertunjukkan.
Sampailah
pada suatu hari timbul gagasan dari seseorang untuk melibatkan Colour
Guard yang hanya berdiri bagai patung tersebut ke dalam kegiatan show
(band display). Mulai saat itulah Colour Guard eksis dalam bagian Marching Band
yang terus berkembang.
C. MENGENAL TEHNIK-TEHNIK DASAR
a.
Tehnik Dasar Tiup
Seperti
diketahui, bahwa karakteristik suara dari sebuah band ditentukan dari :
1.
Keseimbangan suara
2.
Pengolahan musik berdasarkan kombinasi dari macam-macam instrumen
3.
Sonoritas
Untuk
itu, setiap upaya agar dilakukan untuk memilih penyusunan penampilan suara
alat-alat tiup yang baik dan berkualitas. Untuk memperoleh kualitas tiup yang
diinginkan diperlukan skill yang baik dari para pemainnya. Untuk
mencapai skill yang diharapkan, diperlukan metode latihan yang benar.
Metode latihan tersebut meliputi :
1.
Sikap fisik
2.
Breathing (pernafasan)
3.
Basic meniup antara lain :
Ø
Basic scale (tangga nada)
dengan long tone, crescendo & decrescendo serta latihan Fingering yang
baik.
Ø
Lipslur
Ø
Stacatto dan double
stacatto
Ø
Tone interval, dll
Disamping
itu, untuk memainkan musik dengan baik dengan timing yang benar, para pemain
seksi tiup perlu diberikan latihan rythmic. Secara umum contoh-contoh latihan
yang sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
(Oleh
karena Marching Band di Indonesia sudah banyak yang tidak menggunakan wood
wind, maka pembicara hanya akan membahas tentang metode tiup untuk jenis brass).
A.
Sikap Fisik
·
Posisi tubu tegap, dan
usahakan agar posisi tubuh anda tidak menghalangi gerakan pernafasan dari
diafragma anda.
·
Bibir : Sebelum meniup,
latihlah bibir anda dengan mengkatupkan bibir dan menarik daun bibir ke
belakang hingga posisi tersenyum dan kendurkan. Lakukan demikian berulangkali
agar fleksibel. Untuk nada tinggi, tariklah bibir anda ke belakang hingga
posisi tersenyum dan untuk nada-nada rendah lakukan sebaliknya. Untuk nada-nada
tinggi tidak dibenarkan menekan mouth-piece kuat-kuat ke bibir.
Kebiasaan demikian tidak akan menghasilkan ketahanan tiupan yang stabil. Teori
meniup nada-nada tinggi yang benar adalah menarik daun bibir ke belakang hingga
memperkecil saluran bibir ke mouth-piece.
·
Memegang alat tiup : Ketika
kita mengangkat dan memainkan sebuah alat tiup, peganglah alat tersebut dengan
tangan kiri dan bebaskan tangan kanan anda dari beban alat agar jari-jari
tangan kanan bebas memainkan klep (valve). Bila tangan kanan juga menahan
beban, jari tangan kanan menjadi tidak fleksibel.
B.
Pernafasan (Breathing)
Seperti
diketahui pernafasan (breathing) sangat penting dalam memainkan musik dengan
alat tiup. Pernafasan yang benar adalah tidak dengan menggunakan tekanan
paru-paru, tetapi menggunakan diafragma. Caranya? Ambil udara dan salurkan ke
diafragma perut dengan cara kembungkan perut anda. Agar proses pernafasan
(menghirup udara) lebih cepat, hiruplah udara melalui mulut. Jagalah agar sikap
badan selalu tegak tetapi tidak tegang agar penyaluran udara ke diafragma lebih
fleksibel. Hal yang penting untuk dicatat adalah memberikan latihan kepada
semua pemain tiup dalam mengambil nafas bersama-sama dengan timing yang tepat
dan benar sesuai frase (kalimat lagu) yang telah ditentukan.
C.
Tuning
Agar
menghasilkan nada suara yang tepat dengan getaran yang sama dari seluruh alat
tiup, maka melakukan Tuning atau Stem alat-alat tiup juga
penting.
Standar
Tuning Internasional untuk nada A adalah 440 getaran per
detik, atau biasa disebut “A 440”. Angka tersebut dilihat dari alat
bantu tuning yang disebut electronic tunner.
D. LATIHAN DASAR ALAT TIUP
Untuk
dapat memperoleh skill yang maksimal para pemain diberikan latihan dasar tiup
yang harus dilakukan secara kontinu, yaitu sebagai berikut :
1.
Nada Panjang (long tone)
Setiap
nada 16 beat/ketuk, dimainkan Piano, Crescendo dan Decrescendo. Metode latihan
seperti ini dalam waktu tertentu dapat menghasilkan embouchure yang kuat
para pemain tiup serta memperoleh tonasi yang baik.
Contoh
: à
(terlampir)
2.
Tangga Nada Stacatto
Dimainkan
piano dan forte (keras). Metode ini akan menghasilkan power tiupan yang baik.
Contoh
: à
(terlampir)
3.
Tone Interval
Metode
ini dimaksudkan untuk melatih tone interval agar tidak mengalami kesulitan
dalam memainkan tone interval dalam lagu serta melatih fleksibelitas bibir
maupun fingering.
Contoh
: à
(terlampir)
4.
Lip Slur
Metode
ini juga untuk meningkatkan embouchure pemain serta fleksibelitas bibir
memainkan semua tonal range.
Contoh
: à
(terlampir)
5.
Fingering Exercise
Untuk
melatih jari-jari agar dapat merespon nada-nada cepat dalam sebuah lagu, dapat
dilatih dengan contoh lampiran part pada lembar lampiran partitur, dimulai dari
kecepatan terendah hingga semakin cepat.
Contoh
: à
(terlampir)
Semua
metode latihan terlampir untuk dilakukan terus menerus untuk dapat meningkatkan
skill dan sound production (hasil suara) yang baik seperti yang diharapkan.
Setelah semua pemain melakukan latihan tehnik dasar tersebut selama beberapa
kali pertemuan, berikan lagu-lagu lembut untuk pemanasan (Misalnya : Di Timur
Matahari; Gugur Bunga, dll), kemudian pastikan bahwa seluruh pemain brass dapat
memainkan lagu tersebut dengan lembut.
MUSIC IN HARMONY
(HARMONISASI MUSIK)
Untuk para musisi
mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata- kata “harmonisasi”, tapi apakah
semuanya bisa merasakan dan membuat harmonisasi tersebut menjadi sesuatu yang
berguna di musik itu sendiri?? Terkadang sebagian golongan/komunitas ada
yang mengaggap harmonisasi itu tidak penting dan yang penting mereka bisa
menikmati musik tersebut, ya itulah orang- orang yang sangat idealis. Setiap lagu bila tidak terdapat harmonisasinya maka
akan terasa biasa saja, tidak memiliki dinamika yang luar biasa dirasakan.
Saya pribadi adalah sebagai praktisi dan
komposer musik masih belajar terus
tentang harmonisasi dari berbagai macam aliran, tapi yang saya temukan adalah
tidak semua aliran memiliki harmonisasi dan dinamika yang baik.
Bila pemain
instrument apapun tidak bisa memainkan harmonisasi dan dinamika yang baik, maka
vokalis ataupun bahkan yang menjadi pendengarnya akan merasa tidak nyaman dalam
bernyanyi bagi sang vocalis dan tidak menikmatinya bagi sang pendengar.
è Hal yang
perlu diingat seorang pelatih/komposer dalam meramu musik yang harmonis dan
enak didengarkan bagi penikmatnya adalah :
1 Nada dasar yang digunakan harus
sesuai sesuai dan seimbang dengan instrument yang menjadil main vocal/solo
dalam bermusik.
2. Chord
yang pariatif dengan sentuhan improvisasi tone scale dan dinamika yang
menggetarkan hati pendengar.
3. Sesuaikan
lagu yang akan dimainkan/diberikan ke players dengan kemampuan skill
pemain dalam melakukan tehnik embouchure dan long tone, akan menentukan jenis
lagu yang dibawakan.
4. Mengacu
pada kriteria penilaian lomba yang dibuat oleh tim pelaksana, dan hal teknis
lainnya yang sangat berhubungan dengan rule of game (aturan main) dari
suatu lomba, akan menentukan kesusksesan sebuah tim.
Adapun kriteria penilaian lomba Drum
Band/Marching Band yang biasa dilaksanakan oleh sebuah event organizer adalah
sebagai berikut :
a. Ensemble Music :
Juri Ensemble Music menilai musiknya secara kesuluruhan, tidak
hanya hornline tapi juga field battery dan pit. Bisanya juri Ensemble Music
harus kuat di komposisi dan arrangement.
b. Ensemble
Visual :
Juri Ensemble Visual menilai display
secara kesuluruhan, komposisi display dan pelaksanaan.
c.
Colour Guard :
Juri Color Guard menilai Color Guard, equipment handling,
uniformity dan komposisi.
d.
General Effect Music & Visual :
Juri-juri General Effect sedikit khusus, mereka lihat dengan mata
seseorang penonton terdidik atau “educated audience” Jadi mereka tidak terlalu
mengevaluasi semua hal teknis tapi lebih ke segi entertainment, concept, emosi,
flow, klimax dan ekspresi. Satu orang dari aspek music dan yang lain dari aspek
visual, scoresheet keduanya sama.
Untuk semua juri field dan ensemble score content dan achievement dijumlahkan
kemudian dibagi dua, angka maximal 10 point. Nilai General Effect tidak dibagi
dua jadi setiap orang juri General Effect bisa maximal 20 point.